Money is not everything in this life. Money is not the only one we need. Money is not number one. Money can't buy us happyness, but its not the mean that we dont need money. We need money to buy rice, clothes, food, pilgrimage to mecca, and giving the tithe to the peoples that need it. We also need money for education. We can survive without money, but we need money at the sure time such as mentioned upon..
Minggu, 29 Maret 2015
Do'a dan Harapan
Ku terpasung dalam jiwa yang tak bertuan,,
Entah kenapa Ku tak ingin keluar darinya,,
Didalam jiwa ini,,Ku melihat cahaya berkah,,
Cahaya cinta nan suci.
Tanpa sadar,,
Detak jantungku berdetak kencang,,
Air mata ini luruh,,
Hembuskan nafas syukur doa dan harapan
Semoga,,,,
Guratan sketsa,,
Indahnya pelangi,,
Senyuman terindah,,
Dalam kanvas jiwa ini,,
Tetap abadi,,
Di sepanjang hayat,,Aamiin
LBA..
Entah kenapa Ku tak ingin keluar darinya,,
Didalam jiwa ini,,Ku melihat cahaya berkah,,
Cahaya cinta nan suci.
Tanpa sadar,,
Detak jantungku berdetak kencang,,
Air mata ini luruh,,
Hembuskan nafas syukur doa dan harapan
Semoga,,,,
Guratan sketsa,,
Indahnya pelangi,,
Senyuman terindah,,
Dalam kanvas jiwa ini,,
Tetap abadi,,
Di sepanjang hayat,,Aamiin
LBA..
Puisi Cinta
Saat ini,,,Senja dan matahari tua
Bersama-sama melahirkan kilau jingga
Tempat aku menitip puisi cinta
Saat aku menemukan kilau senja di matamu yang bagaikan surga
Merupa jingga
Juga merah saga bertabur wangi cinta
Di sela daun bambu kuning tua senja di hening telaga
Bersama kilau jingga mendesirkan bait-bait kidung purba
LBA..
Bersama-sama melahirkan kilau jingga
Tempat aku menitip puisi cinta
Saat aku menemukan kilau senja di matamu yang bagaikan surga
Merupa jingga
Juga merah saga bertabur wangi cinta
Di sela daun bambu kuning tua senja di hening telaga
Bersama kilau jingga mendesirkan bait-bait kidung purba
LBA..
Senin, 09 Maret 2015
kamus bahasa sasak
Kamus Bahasa Sasak
- Nike: itu
- Niki: ini
- Drike: di sana
- Driki: di sini
- Napi: apa
- Wenten: ada
- Nenten: tidak
- Utawi: atau
- Menawi: jika, kalau
- Enggih: Iya
- Pelinggih: Engkau, Anda
- Pelungguh sami: anda semua
- Tiang: aku, saya
- Mamiq: ayah
- Sanak: saudara
- Ninik: kakek
- Mami bini: ibu
- Ninik bini: nenek
- Meme: bibi
- Simpang: mampir
- Bekarye: bekerja
- Ican: kasih, beri
- Tunas: minta
- Ampurayan/ ampure: maaf
- Lumbar: pergi
- Rauh: datang
- Mantuk: pulang
- Ngenah: kelihatan
- Silaq/ dawek: mari, ayo
- Beparas: becukur
- Besermin: menangis
- Duke: sedih
- Kiat: tersenyum
- Kenyam: sembuh
- Sungkan: sakit
- Seduk: lapar
- Pekayunan: kemauan
- Kayun, suke: mau
- Metu, kodal, medal: keluar
- Kanten, sumelang: karuan, nyata
- Doe: milik/ kepunyaan
- Ndoeang: yang mempunyai
- Sediq: sedang
- Nyandang: cukup
- Ngeranjing: masuk
- Munggah: naik
- Duwur: atas
- Sor: bawah
- Pungkur: belakang
- Singit: bersembunyi
- Caking: kacamata
- Dastar: sapuq
- Tampeq: kain
- Kampuh: selimut
- Kuece: baju
- Pesilaq: undang
- Sendaniq: membangunkan orang tidur
- Metengi:bangun tidur
- Mesare: tidur
- Kasep: telat
- Pendikayan: suruh
- Tandikayan: disuruh
- Matur pewikan: memberitahukan/ melapor
- Lesu: lelah
- Merangkat, mejangkep: merariq
- Peragayan: badan
- Tendes: kepala
- Karne: telinga
- Penyingakin: mata
- Sumur: hidung
- Sungap: mulut
- Pageran: gigi
- Lati: lidah
- Punggalan: leher
- Gading: tangan
- Cokor: kaki
- Jete: bulu
- Gedeng: rumah
- Bosang: perut
- Lanjaran: rokok
- Ngelanjar: merokok
- Nyedah: makan sirih/ mamaq
- Medahar: makan
- Besekedi: buang air besar
- Belemer: buang air kecil
- Melinggih: duduk
- Ngadek: berdiri
- Lumbar: pergi
- Matur: kasi tahu
- Sareng: teman
- Sebini’an: istri
- Selaki’an: suami
- Pamit: permisi, mohon diri
- Nurge: ucapan hormat
- Nunasan: bertanya
- Metaken: bertanya
- Mesiram: mandi
- Memarek: mengunjungi
- Rare: masih kecil
- Menggah: marah
- Mecunduk: bertemu
- Ngandike: memerintah[1]
[1] Bahrie dan Sudirman, Bahan Ajar Muatan Lokal Gumi Sasak Terintegrasi Budi Pekerti Untuk Sekolah Dasar/ MI Kelas V (Praya: KSU Prima Guna. 2003), h. 112-116.

Susahnya memiliki rasa empati
Biasanya orang yang pernah atau sedang mengalami kesulitan dalam hidup akan cenderung lebih mudah berempati terhadap sesama jika dibanding orang yang hidupnya selalu dalam kebahagaiaan dan hidup baik-baik saja. Biasanya orang tersebut akan lebih sulit memahami keadaan sesama karena sudah terbiasa hidup enak dan serba ada sehingga sulit memposisikan dirinya pada posisi orang lain.ini pendapat aku,, kamu??
Langganan:
Komentar (Atom)